Ingin liburan ala selebritis? Tiru saja liburan pantai Mario Ginanjar. Vokalis band Kahitna ini berlibur ke Pulau Rote beberapa waktu yang lalu. Pulau Rote merupakan sebuah kabupaten yang disebut dengan nama Rote Ndao dan daerah ini merupakan daerah kepulauan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau Rote terkenal dengan kekhasan budidaya lontar dan alamnya yang indah. Salah satu tempat wisata yang terkenal di Pulau Rote adalah keindahan pantai di Desa Nemberala.
Desa yang terletak di Kecamatan Barat Daya Rote, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur ini sungguh indah bak nirwana wisata yang tersembunyi. Jauh dari hiruk pikuk kota, tenang dan damai dengan kesederhanaan dan keramahan penduduknya. Di Desa Nemberala, Anda dapat bersantai di tepi pantai, menikmati lautnya yang biru, dengan pasirnya yang putih berkilau, dinaungi oleh rimbunan pohon kelapa yang tinggi-tinggi.
Pasir putih membentang disepangjang pantai |
Angin sepoi-sepoi membuat terlena siapa saja |
Air laut yang biru jernih mengundang untuk berenang |
A Surfing Paradise
Bosan bermain ditepi pantai saja? Jangan khawatir, karena Anda dapat ber-surfing ria bersama teman-teman atau keluarga Anda. Pantai Nemberala adalah surga bagi para surfer. Anda dapat surfing sepanjang hari, menikmati deburan ombaknya yang memukau.
Pada bulan September 2009 yang lalu, di Nemberala diadakan festival surfing yang diikuti oleh para turis mancanegara. Kebanyakan turis-turis yang datang ke Nembrala adalah surf adventure.
Feel the wave |
Have fun with the blue ocean |
Be a surf adventure |
Setelah beraktivitas, Anda dapat mencicipi hidangan khas Pulau Rote, yaitu ikan kuah asam. Hidangan ini menyuguhkan ikan kerapu yang dibakar setengah matang kemudian direbus dalam air mendidih dengan bumbu-bumbu antara lain, tomat, daun jeruk purut, batang sereh dan kemangi. Aromanya yang harum menggugah selera makan. Selain ikan kuah asam, ada pula makanan laut yang segar dengan ukuran yang besar, seperti rajungan, udang, dan cumi-cumi. Saus tomat dengan beragam bumbu yang membalutnya wajib untuk dicoba.
Ikan kuah asam |
masakan rajungan |
Sate cumi bakar |
Where to Stay?
Di sekitar Pantai Nembrala, ada beberapa pilihan penginapan, mulai dari hotel hingga homestay dengan tarif puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah per malam. Penginapan Tirosa ,yang terletak di pinggir pantai Nemberala, menyediakan bungalow dengan twin bed dengan tarif @Rp.100.000 termasuk sarapan segelas kopi serta makan siang dan malam. Fasilitas yang disediakan juga sangat terbatas hanya sebuah kamar mandi dalam dan sebuah kipas angin yang hanya bisa dihidupkan pada malam hari, maklum saja listrik di Nemberala hanya menyala pada malam hari. Jika Anda ingin menginap di hotel yang lebih lux dengan fasilitas yang lengkap Anda dapat memilih Nemberala Beach Resort. Tetapi, harga yang ditawarkan lebih mahal, yaitu $ 160 s.d. $ 250.
Kamar hotel di Nemberala Beach Resort |
Traditional
Collection
Ingin membawa pulang koleksi tradisonal hasil kunjungan indah
Anda di Pulau Rote? Barang antik yang
dapat menyita seluruh perhatian tamu di rumah Anda? Mungkin alat musik
tradisional “Sasando” adalah jawabannya.
Sasando merupakan alat musik tradisional peninggalan leluhur masyarakat Rote
yang sangat unik.
Sasando adalah alat
musik petik berbahan baku daun lontar yang dilengkung hingga berbentuk setengah
bundaran. Kedua ujungnya diikatkan pada
potongan bambu yang seolah menjadi tiang tengah permukaan bundaran daun
lontar. Dalam bentuk aslinya dulu, tali
pendentingnya langsung dari cungkilan kulit bambu tersebut. Tali-tali cungkilan itu diganjal dengan
potongan kayu yang disebut sasenda hingga
mendapatkan nada yang diinginkan.
Sasando, "Alat Musik Penuh Cinta"
Secara harfiah nama
Sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Sasando berasal
dari kata sari (petik) dan sando (bergetar) yang diyakini
diciptakan Sanggu Ana pada abad ke-15 di pulau kecil dekat
Pulau Rote, yaitu Pulau Dana, yang waktu itu dikuasai Raja Taka La’a. Sanggu
adalah warga Nusa Ti’i di Pulau Rote Barat Daya. Dia ditahan Raja Dana saat
terdampar di pulau itu ketika mencari ikan bersama kawannya, Mankoa. Selain
seorang nelayan, Sanggu juga seorang seniman.
Saat itu Raja Dana
memiliki putri. Putri
jatuh cinta kepada Sanggu. Kepada Sanggu, putri menyampaikan permintaannya
untuk memiliki alat musik baru yang diciptakan Sanggu dan bisa menghibur
rakyat. Putri memang suka membuat hiburan rakyat saat purnama tiba. Sanggu
kemudian menciptakan sari sando yang artinya bergetar saat
dipetik. Saat itu dengan tujuh tali yang terbuat dari serat kulit kayu atau
akar-akaran.
Sasando hanya dapat ditemukan di kota Kupang. Anda tidak akan menemukannya di tempat lain,
bahkan di kota Jakarta, ibu kota Indonesia.
Toko souvenir di bandara Soekarno-Hatta juga tidak ada yang menjual alat
musik tradisional ini. Oleh karena itu,
bila Anda berada di Kupang dan memikirkan suatu masterpiece untuk dibawa pulang, maka Sasando adalah pilihan yang
tepat.
Anda dapat membeli Sasando pada pengrajin alat musik
Sasando. Salah satunya yang terkenal
adalah Djony Teedens. Beliau merupakan seorang seniman Sasando
yang sudah menggeluti bidangnya selama 24 tahun. Beliau memproduksi dan juga membuka kursus
memainkan alat musik ini. Beliau
merupakan sosok yang menjaga keberadaan Sasando dan mengubahnya menjadi alat
musik modern.
Usaha kerajinan sekaligus kursus memainkan Sasando Djony
Teedens dipusatkan di kediamannya di Jalan Nanga Jamal, Kelurahan Naikoten I,
Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.
Harga Sasando bertiang tengah 40 sentimeter dan didukung 28
senar dipasarkan seharga Rp 1.000.000,-.
Sedangkan sasando berukuran sama tetapi didukung 32 senar berharga Rp
1.500.000,-. Biaya kursus Sasando Rp 150.000/
bulan.
Berselancar bebas di tengah ombak, diiringi dentingan
Sasando, menyantap ikan segar, merupakan liburan alam yang indah di Pulau
Rote. Selamat berlibur!
How to Get There?
Peta
Sumber:
http://www.potlot-adventure.com
http://griyawisata.com
http://tetiq.blogspot.com
http://nemberalabeachresort.com
thomaspm.wordpress.com
Kompas, Sabtu 13 Oktober 2012
thomaspm.wordpress.com
Kompas, Sabtu 13 Oktober 2012
http://suaranada.wordpress.com/2011/07/27/sasando-alat-musik-dari-pulau-rote/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar